Pola Pikir Anak Kecil dan Kekhawatiran Orang Tua
Ternyata pelajaran tentang manajemen pribadi bukan hanya bisa datang dari orang yang lebih tua dan sudah banyak makan rujak (asam garam-Vai 😛 ) tentang kehidupan, melainkan juga dari anak sebesar Zeze Vavai.
Di usia menjelang 2 tahun (26 Maret adalah ultah kedua), Zeze Vavai sudah semakin cerdas dan semakin kukuh jika menginginkan sesuatu.
Saat mandi misalnya. Kesenangan Zeze Vavai adalah membuka kran air sebesar-besarnya lantas menutup kran dengan tangannya. Otomatis air bercipratan kemana-mana dan membuat saya yang sedang memandikan ikut basah.
Awalnya saya bertindak sebagai diktator. Saya larang Zeze Vavai berbuat begitu karena air yang bercipratan kadang memancar kemana-mana dan bisa membahayakan jika masuk ke hidung atau telinganya, tapi namanya anak-anak, dia akan menjerit-jerit jika saya paksa berhenti.
Lama-lama saya berpikir, mungkin ada yang salah dari mekanisme saya melarang anak. Saya melarang sesuatu yang mereka gemari tanpa memberikan pemahaman dan alternatif.
Saya masih ingat. Dulu, waktu baru bisa jalan, saya selalu khawatir kalau Zeze Vavai jatuh dari tempat tidur karena selalu turun sendiri dari tempat tidur. Yang saya khawatirkan, kadang Zeze Vavai turun dalam posisi duduk, padahal kakinya belum sampai ke lantai. Ternyata kekhawatiran saya tidak beralasan. Saya hanya perlu mengatakan, “Zeze Vavai, turunnya yang benar. Kalau nggak benar nanti jatuh”, dan tiap saya mengatakan demikian, Zeze Vavai akan dengan segera mengubah posisi duduknya menjadi posisi tengkurap dan kemudian turun sambil mundur 🙂
Kali lain, saya selalu khawatir kalau terantuk saat menaiki lantai dirumah yang memiliki sedikit undak-undakan (antara lantai ruang tamu dengan lantai ruang keluarga memiliki selisih tinggi sekitar 30 cm). Ternyata dia dengan mudah membedakan “jebakan” ini. Awal-awal, Zeze Vavai akan merangkak setiap melewati undakan tersebut, memastikan bahwa dirinya tidak akan jatuh. Lama-lama, karena sudah terbiasa, Zeze Vavai hanya perlu berpegang ke tembok untuk menyeimbangkan dirinya.
Sekarang, saya tidak khawatir jika Zeze Vavai senang bermain air. Tak masalah buat saya jika saya berbasah-basah ria meski itu sewaktu saya hendak berangkat kerja. Saya tidak mau menukar kebahagiaan Zeze Vavai hanya dengan sekedar keengganan saya untuk menukar baju jikalau basah. Nilai kebahagiaan yang saya dapatkan jika Zeze Vavai tertawa bahkan jauh lebih berharga dibandingkan kerja lembur semalam suntuk 😀
Salah seorang yang saya kagumi, pak Hadi Kuntoro yang juga member TDA dan tinggal di Bekasi menuliskan pengalaman yang menarik soal kedekatannya dengan anak-anak, “Maunya mandi sama ayah…”. Terima kasih untuk share pengalamannya pak Hadi.
Jadi orang tua tidak perlu selalu khawatir kan…
1 Comment to “Pola Pikir Anak Kecil dan Kekhawatiran Orang Tua”
RSS feed for comments on this post. TrackBack URI
By iin, February 4, 2008 @ 6:23 am
“diusia 2 tahun Zeze semakin kukuh jika menginginkan sesuatu”
semoga Zeze mintanya gak yg macem-macem huhuhu