Salah satu moment yang saya senangi adalah menggendong Zeze Vavai saat hendak tidur. Rasanya puas dan sennag melihat Zeze Vavai tertidur menikmati ayunan dan lagu pengiring dari saya (kata isteri, Zeze Vavai cepat tertidur karena tidak tahan mendengar saya menyanyi, hehehe…)
Sewaktu Zeze Vavai berumur 7 bulan, ibu Ustadzah yang memberikan ceramah saat acara 7 bulan mengatakan agar saya tidak terlalu sering menggendong Zeze Vavai. Alasannya, nanti Zeze Vavau jadi manja dan selalu rindu bau tangan saya. Takutnya, Zeze Vavai jadi terbiasa dan tidak mau tidur kalau tidak digendong. Buat saya mungkin tidak masalah, tapi bagaimana jika saya sedang ada tugas luar sehingga Zeze Vavai harus tidur sama mamanya saja.
Benarkah demikian ?
Tidak tahu juga :-P. Saya sering mengendong Zeze Vavai jika dia hendak tidur karena kami bisa saling mengobrol dengan santai. Zeze Vavai bisa tertawa geli jika bercanda dengan saya saat kami mengobrol.
Saya senang wangi bayi dan Zeze Vavai masih wangi zeze bayi. Tiap menggendongnya, saya tidak pernah lupa mencium wangi tubuhnya, meski Zeze Vavai belum mandi sekalipun. Namanya bayi, meski tidak mandi mereka tidak bau seperti kita-kita :-). Saya tidak heran waktu mendengar ada seorang ayah yang membawa pakaian kotor anaknya saat harus tugas keluar daerah.
Apakah Zeze Vavai jadi ketergantungan ? Rasanya tidak juga. Kadangkala Zeze Vavai malah tidak mau digendong. Malah kepingin bebas saat hendak tidur. Jadi, keinginan digendong ini hanya situasional.
Di Milis Balita-Kita, ada seorang rekan yang menyampaikan pandangan, “Kita masih bisa intens menggendong anak hanya dalam 2 tahun pertama, sayang sekali jika dilewatkan hanya karena takut anak kita jadi tidak mandiri”.
Saat ini saya sependapat dengan opini rekan tersebut. Bagaimana dengan anda ?